Tauwa merupakan gelar kehormatan tertinggi kepada seorang pemimpin di Gorontalo. Tauwa diartikan sebagai khalifah teladan, pedoman, acuan, pembimbing atau pemimpin.
Dalam struktur adat Gorontalo, Walikota atau Bupati adalah olongiya (raja) yang secara sah menduduki jabatan tertinggi dipemerintahan daerah. tetapi mereka tidak berhak memperoleh gelar Tauwa sebelum memenuhi dua prasyarat yaitu:
1. Telah mempersembahkan karyakarya nyata, yang disebut ilomata yang bermanfaat bagi seluruh rakyat.
2. Dinilai oleh masyarakat adat sebagai person yang telah memiliki sifatsifat kepemimpinan moodelo.
sebelum mendapat gelar Tauwa, seorang walikota atau bupati belum boleh disembah rakyat (dipo odutuwa lo tubo), ia hanya boleh dihormati dan dihargai, tapi tidak dalam kedudukan ada. sebagai catatan, penyembahan terhadap Tauwa bukan berarti mempertuhankan, melainkan hanya sebagai simbol bahwa seorang Tauwa harus dekat dengan Allah SWT.
Tauwa juga menjadi wakil Tuhan didunia dan sifatsifat Tuhan dipakaikan kepadanya (pilo boo liyo). Besarnya kekuasan yang diberikan kepada seseorang Tauwa digambarkan pada tujaI (sajak) pengukuhan sebagai berikut :
Huta, huta lo ito eya
Taluhu, taluhu lo ito eya
Dupoto, dupoto lo itu eya
Tulu, tulo lo ito eya
Seluruh tanah adalah tanah milik tuanku
Seluruh air adalah air milik tuanku
Seluruh angin adalah angin milik tuanku
Seluruh api adalah api milik tuanku
Empat anasir ini menjadi hak, kewajiban dan kewenangan Tauwa. Namun kekuasaan itu tidak absolut, tujai ini ditutup dengan sebuah kalimat pamungkas:
Bo dila poluli hilawo lo ito eeya….
Tetapi janganlah tuanku berbuat sewenangwenang.
Eeya disini berarti Tuanku. Tetapi dalam bahasa Gorontalo dimaknai sebagai “Tuhan” . mungkin seperti istilah Gusti di Yogyakarta. Penyebutan seorang Tauwa sebagai eeya bukan berarti menyamakan dengan kedudukan Tuhan, tetapi sebagai pengukuhan bahwa seseorang yang telah menerima gelar Tauwa telah menjadikan sifatsifat Tuhan sebagai pakaiannya dalam hidup ini. Dengan begitu, Tauwa harus menjadi penguasa yang penuh kearifan, adil, menjaga dan melindungi negeri, mensejahterakan rakyat serta memiliki semangat ketauhidan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ia wajib menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.
Kekuasaan bagi seorang Tauwa memang nyaris tidak terbatas. Namun dia tidak dapat sewenangwenang mengambil tindakan atau kebijakan. Jika saja ada pelanggaran yang dilakukan oleh seorang Tauwa, maka dia dapat dikenakan sanksi kutukan yang luar biasa dari seluruh rakyat, juga terkena sumpah dari para leluhur. Sanksi ini digambarkan pada bait tujaI yang berbunyi: Wonu dila o bitowa liyo, aalo lo janjia artinya jika tidak kena kutukan, maka dia akan dimakan ajalnya. Ini sebagai peringatan kepada Tauwa bahwa kekuasaan absolut hanya ada ditangan Allah SWT. Jika seseorang Tauwa melanggar ketentuanketentuan Allah SWT, maka hidupnya bakal luluh lantak.
Lima gelar Tauwa Lo Lipu (Sang Khafilah Negeri)
1.Tauwa Lo Madala
Madala bermakna negeri yang indah, dimana pemimpinnya adalah penguasa yang bukan mencari kenikmatan dunia. Seluruh pemikirannya adalah bagaimana menjanjikan negeri ini dapat memberikan kesejukan hidup, para petani dan nelaya, para buruh dan pekerja hidup dalam kesederhanaan, kemiskinan dapat diatasi dengan pajak negeri itu sendiri. Penguasa lebih banyak mementingkan kepentingan rakyat daripada kepentingannya sendiri. Indah bukan berarti negeri ini penuh dengan kemewahan, tetapi indah karena keseimbangan antara kebutuhan lahiriah dan batiniah. Penguasa adalah panutan karena agamawan, pemerintah senantiasa berkiprah pada tiga jalur tali keadaban yaitu Buwato Totulu atau Buwato Towulongo, sehingga moralitas masyarakat terkontrol dan terkendali. Pemimpin yang berhasil dan memiliki karakter atau sikap bukan untuk mencari kenikmatan dunia inilah yang patut dianugerahi gelar sebagai Tauwa Lo Madala
2.Tauwa Lo Lahuwa
Lahuwa adalah negeri yang memiliki kewibawaan. Kewibawaan ini adalah berkat kepemimpinan seorang penguasa yang bertindak arif dan tegas, berdasarkan peraturan dan perudangundangan, baik dari tingkat yang lebih atas maupun aturanaturan yang dibuat oleh daerahnya sendiri. Bahkan ia tidak segansegan menerapkan hukum Allah jika aturan yang ada tidak dapat menyelesaikan masalah. Ketaatan tentang hukum ini membuat masyarakat tenang, dan takut membuat pelanggaran. Kepemimpinan penguasa ini wajar jika dianugerahkan gelar adat sebagai “Tauwa Lo Lahuwa”
3.Tauwa Lo Lingguwa
Lingguwa dalam konteks ini dimaknai sebagai sebuah negeri yang kuat, tahan lama dan awet. Peristilahan lingguwa diambil dari nama sejenis kayu kelas satu yang sangat kuat. Biasanya kayu ini digunakan sebagai tiang atau pasak utama pada bangunan bangunan di Gorontalo.
Gelar Tauwa lo Lingguwa disematkan kepada pemimpin yang kuat karena wawasannya yang luas, arif karena ilmu yang dimilikinya, tegas dalam tindakan dan konsekuen dengan apa yang menjadi keputusan.
Dicintai rakyat karena ketegarannya dalam membela hak rakyat. Kepeduliannya akan umat sangat tinggi bukan hanya didalam negerinya, tetapi juga negerinegeri disekitarnya. Pembangunan fisik bagi pemimpin ini soal kedua, tetapi pembangunan moral menjadi keutamaan. Sifat keterbukaan membuat penguasa ini tahan kritikan dan hujatan.
4.Tauwa Lo Hunggiya
Hunggiya adalah negeri yang memiliki daya tarik sendiri yaitu negeri yang dipimpin oleh penguasa yang arif, bijaksana dan penuh kekeluargaan. Negeri ini menganggap bahwa seorang penguasa adalah seorang kepala keluarga yang membesarkan dan memelihara serta mensejahterakan keluarganya dalam hal ini adalah rakyat. Pemimpin ini lebih mementingkan kepentingan rakyatnya daripada kepentingannya sendiri. Dalam pemerintahannya penguasa tersebut sangat menghargai fatwa para tua tua dan selalu memusyawarahkan setiap permasalahan yang harus dipecahkan. Kebijakan kebijakan yang penuh kekeluargaan sangat berkesan dihati rakyat sehingga kesan kesan dalam pembangunan negeri ini selalu dikenang sepanjang masa.
Pemimpin yang memiliki karakter ini wajar jika dianugerahkan pulanga sebagai “Tauwa Lo Hunggiya”
5.Tauwa Lo Dataa
Daat berarti banyak, negeri ini banyak kegiatan yang tercipta, baik untuk meramaikan negeri maupun pembangunan yang bermanfaat untuk masyarakat. Oleh sebab itu penguasa negeri banyak jabatan yang dipegangnya demi untuk kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Kemampuan lainnya adalah keberanian dan kemampuannya membuat terobosan baru yang dapat dinikmati oleh generasi masa kini dan masa yang akan datang. Teguh pendirian, kepedulian akan peningkatan sumber daya manusia menjadi patokan perencanaannya, dan dalam pelaksanaannya pemimpin ini tidak perduli akan kritikan bahkan hujatan sekalipun. Pemimpin atau penguasa yang memiliki karakter seperti ini wajar dianugerahkan gelar “Tauwa Lo Daata”
Categories: